Hai Bloger!
Kali ini kita kembali ke zaman mesolitikum.
Kalian masih ingat mengenai zaman mesolitikum?
Berikut hal-hal singkat mengenai zaman mesolitikum.
Dibaca ya :)
A. Hasil-Hasil
Kebudayaan
1.
Pebble/Kapak
Sumatera
·
Ditemukan
di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
·
Digunakan
untuk memotong, menggali, dan menguliti.
2.
Batu
Pipisan/Batu Giling
·
Ditemukan
di Besuki, Jawa Timur.
·
Digunakan
untuk menggiling obat-obatan atau menggiling zat pewarna untuk hematite atau lukisan
3.
Serpih
Bilah
·
Berupa
pisau dan gurdi dari batu
·
Dutemukan
di gua-gua Sulawesi Selatan, Flores, dan Timor
4.
Belati
·
Terbuat
dari tulang
·
Ditemukan
di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
5.
Sudip
·
Terbuat
dari tulang
·
Ditemukan
di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
6.
Mata
Kail
·
Terbuat
dari tulang
·
Ditemukan
di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
7.
Penusuk
·
Terbuat
dari tulang
·
Ditemukan
di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
8.
Microlith (batu kecil)
·
Terdapat
di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka, BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin.
9.
Pecahan
Tembikar
·
Terdapat
di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka, BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin.
10. Flaces (Alat Serpih)
·
Alat-alat
kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
·
Ditemukan di
gua lawa Sampung, Jawa Timur
11. Ujung Mata Panah
·
Ditemukan di
gua lawa Sampung, Jawa Timur
12. Batu Penggilingan (Pipisan)
·
Ditemukan di
gua lawa Sampung, Jawa Timur
13. Kapak
·
Ditemukan di
gua lawa Sampung, Jawa Timur
·
Kapak
tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar
14. Kapak Pendek
(Hache Courte)
·
Ditemukan
di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores
B.
Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya
(Masa Berburu dan Mengumpulkan
Makanan Tingkat Lanjut)
· Hidupnya
sudah mulai menetap di gua-gua (semi sedenter)
· Bercocok
tanam, hidup berburu dan meramu tingkat lanjut
· Manusia
mulai memiliki kepandaian dalam mengolah tanah dengan menanam keladi
· Budaya
pada masa tingkat lanjut ini didukung oleh manusia Australomelanesid (dan
sedikit jenis Mongoloid yang khusus menempati wilayah Sulawesi Selatan)
· Manusia
purba memilih tinggal di gua-gua alam serta gua paying(abris sous roche) yang
letaknya tidak jauh dari sumber air, danau, atau sungai yang kaya akan ikan,
siput, dan kerang.
· Manusia
purba yang tinggal di tepi pantai/muara sungai membangun permukiman berupa rumah
panggung. Hal ini dapat disinpulkan dari temuan bukit remis (kyokkenmodinger)
di kawasan Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara.
· Manusia
purba sudah mulai mengenal kepercayaan tentang hidup sesudah mati dan kesenian
yng terlihat dalam beberapa aktivitas seperti mengubur mayat dan membuat
lukisan pasa dinding gua tempat tinggalnya.
· Tiga
bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
· Peble-Culture
(alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
· Bone-Culture
(alat kebudayaan dari Tulang)
· Flakes
Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
· Bekas-bekas
yang menunjukkan bahwa manusia purbayang
hidup pada zaman ini sudah menetap adalah dengan ditemukannya sampah dapur (kjokken moddinger)
· Hasil
Kebudayaan:
· Kebudayaan
Pabble:
ü Kjoken moddinger
(sampah dapur), pebble (kapak genggam
sumatera=sumateralith, hachecourt (kapak pendek), pipisan,
· Kebudayaan
Bone
· Kebudayaan
Flakes:
ü Abris Sous Roche (gua
tempat tinggal), flakes, dan ujung panah dari batu indah
· Kebudayaan
Toala:
ü berupa flakes dan
pebble
C. Jenis Manusia
· Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.
Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.
Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
ü Hidup pada
masa Pleistosen awal
ü Memiliki
rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
ü Memiliki
bentuk gigi yang homonym
ü Memiliki
otot-otot kunyah yang kuat
ü Bentuk
mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan
tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
ü Memakan
jenis tumbuh-tumbuhan
· Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:
ü Pithecanthropus
hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
ü Tinggi badan
sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
ü Berjalan
tegak
ü Volume
otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
ü Batang
tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
ü Bentuk tubuh
dan anggota badan tegap
ü Alat
pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
ü Bentuk
geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
ü Bentuk
kening yang menonjol sangat tebal
ü Bentuk
hidung tebal
ü Tidak memiliki
dagu
ü Bagian
belakang kepala tampak menonjol
· Homo Sapiens
Diantara
fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo)
dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri
yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
ü Volume otak
bervariasi antara 1000 – 1450 cc
ü Otak besar
dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
ü Tinggi badan
sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
ü Tulang dahi
dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
ü Otot tengkuk
mengalami penyusutan
ü Alat kunyah
dan gigi mengalami penyusutan
ü Berjalan dan
berdiri tegak sudah lebih sempurna
·
Manusia
Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua-Melanosoid
D. Lokasi Penemuan Sisa-sisa Prasejarah Nusantara
·
Situs
Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan
·
Lembah
Sangiran, sekarang menjadi Taman Purbakala Sangiran
·
Situs
Purbakala Wajak, Tulungagung
· PLiang Bua, ulau Flores
·
Gua
Leang-leang, Sulawesi
·
Situs Gua Perbukitan Sangkulirang, Kutai Timur
·
Situs Pasemah di Lampung
·
Situs Cipari, Kuningan, Jawa Barat
·
Situs
Goa Pawon, Bandung, Jawa Barat
·
Situs Gunungpandang, Cianjurm Jawa Barat
·
Situs Gilimanuk, Jembrang, Bali
·
Situs
Gua-gua Biak, Papua (40.000-30.000 SM)
·
Situs
Lukisan tepi pantai di Raja Ampat, Papua Barat
·
Situs
Tutari, Kabupaten Jayapura, (periode Megalitikum)
·
Gua babi di Gunung Batu Buli,
desa Randu, Muara Uya, Tabalong
0 komentar:
Posting Komentar