Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Januari 2014

Mesolitikum (Zaman Batu Menengah)

Hai Bloger!
Kali ini kita kembali ke zaman mesolitikum.
Kalian masih ingat mengenai zaman mesolitikum?
Berikut hal-hal singkat mengenai zaman mesolitikum.
Dibaca ya :)


A.    Hasil-Hasil Kebudayaan
1.      Pebble/Kapak Sumatera
·         Ditemukan di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
·         Digunakan untuk memotong, menggali, dan menguliti.
2.      Batu Pipisan/Batu Giling
·         Ditemukan di Besuki, Jawa Timur.
·         Digunakan untuk menggiling obat-obatan atau menggiling zat pewarna   untuk hematite atau lukisan
3.      Serpih Bilah
·         Berupa pisau dan gurdi dari batu
·         Dutemukan di gua-gua Sulawesi Selatan, Flores, dan Timor
4.      Belati
·         Terbuat dari tulang
·         Ditemukan di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
5.      Sudip
·         Terbuat dari tulang
·         Ditemukan di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
6.      Mata Kail
·         Terbuat dari tulang
·         Ditemukan di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
7.      Penusuk
·         Terbuat dari tulang
·         Ditemukan di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan
8.      Microlith (batu kecil)
·         Terdapat di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka,  BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin.
9.      Pecahan Tembikar
·         Terdapat di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka,  BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin.
10. Flaces (Alat Serpih)
·         Alat-alat kecil yang terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas makanan.
·         Ditemukan  di gua lawa Sampung, Jawa Timur
11. Ujung Mata Panah
·         Ditemukan  di gua lawa Sampung, Jawa Timur
12. Batu Penggilingan (Pipisan)
·         Ditemukan  di gua lawa Sampung, Jawa Timur
13. Kapak
·         Ditemukan  di gua lawa Sampung, Jawa Timur
·         Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar
14. Kapak Pendek (Hache Courte)
·         Ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores

B.    Kehidupan Ekonomi, Sosial, Budaya
       (Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut)
·      Hidupnya sudah mulai menetap di gua-gua (semi sedenter)
·      Bercocok tanam, hidup berburu dan meramu tingkat lanjut
·      Manusia mulai memiliki kepandaian dalam mengolah tanah dengan menanam keladi
·      Budaya pada masa tingkat lanjut ini didukung oleh manusia Australomelanesid (dan sedikit jenis Mongoloid yang khusus menempati wilayah Sulawesi Selatan)
·      Manusia purba memilih tinggal di gua-gua alam serta gua paying(abris sous roche) yang letaknya tidak jauh dari sumber air, danau, atau sungai yang kaya akan ikan, siput, dan kerang.
·      Manusia purba yang tinggal di tepi pantai/muara sungai membangun permukiman berupa rumah panggung. Hal ini dapat disinpulkan dari temuan bukit remis (kyokkenmodinger) di kawasan Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara.
·      Manusia purba sudah mulai mengenal kepercayaan tentang hidup sesudah mati dan kesenian yng terlihat dalam beberapa aktivitas seperti mengubur mayat dan membuat lukisan pasa dinding gua tempat tinggalnya.
·      Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum,yaitu :
·      Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam) didapatkan di Kjokken Modinger
·      Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
·      Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan di Abris sous Roche
·      Bekas-bekas yang menunjukkan bahwa manusia purbayang hidup pada zaman ini sudah menetap adalah dengan ditemukannya sampah dapur (kjokken moddinger)
·      Hasil Kebudayaan:
·      Kebudayaan Pabble:
ü  Kjoken moddinger (sampah dapur), pebble (kapak     genggam sumatera=sumateralith, hachecourt (kapak pendek), pipisan,
·      Kebudayaan Bone
·      Kebudayaan Flakes:
ü  Abris Sous Roche (gua tempat tinggal), flakes, dan ujung panah dari batu indah
·      Kebudayaan Toala:
ü  berupa flakes dan pebble

C.    Jenis Manusia
·     Meganthropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus (manusia besar tertua dari Jawa) adalah jenis manusia purba yang paling tua (primitif) yang pernah ditemukan di Indonesia (Jawa). Fosil Meganthropus paleojavanicus pertama kali ditemukan oleh arkeolog, von Koenigswald dan Weidenreich antara tahun 1936-1941 di situs Sangiran pada formasi Pucangan. Fosil yang ditemukan antara lain berupa fragmen tulang rahang atas dan bawah serta sejumlah gigi lepas. Hingga saat ini Meganthropus dikategorikan sebagai jenis manusia purba yang terpisah (berbeda) dari Homo erectus.
Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosilnya para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus paleojavanicus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
ü  Hidup pada masa Pleistosen awal
ü  Memiliki rahang bawah yang sangat tegap dan geraham yang besar
ü  Memiliki bentuk gigi yang homonym
ü  Memiliki otot-otot kunyah yang kuat
ü  Bentuk mukanya masif dengan tulang pipi yang tebal, tonjolan kening yang mencolok dan tonjolan belakang kepala yang tajam serta tidak memiliki dagu.
ü  Memakan jenis tumbuh-tumbuhan

·     Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) adalah jenis manusia purba yang fosil-fosilnya paling banyak ditemukan di Indonesia. Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh arkeolog dari Belanda, Eugene Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi berupa atap tengkorak dan tulang paha. Berdasarkan temuannya tersebut Dubois menamainya dengan Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak). Disamping Pithecanthropus erectus jenis Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus robustus (manusia kera yang besar), dan Pithecanthropus mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta).
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, Pithecanthropus memiliki ciri berikut:
ü  Pithecanthropus hidup pada masa Pleistosen awal dan tengah (1 juta hingga 1,5 juta tahun silam)
ü  Tinggi badan sekitar 168 – 180 cm dengan berat badan rata-rata 80 – 100 kg
ü  Berjalan tegak
ü  Volume otaknya sekitar 775 cc – 975 cc
ü  Batang tulang lurus dengan tempat-tempat perlekatan otot yang sangat nyata
ü  Bentuk tubuh dan anggota badan tegap
ü  Alat pengunyah dan otot tengkuk sangat kuat
ü  Bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
ü  Bentuk kening yang menonjol sangat tebal
ü  Bentuk hidung tebal
ü  Tidak memiliki dagu
ü  Bagian belakang kepala tampak menonjol

·      Homo Sapiens
Diantara fosil yang berhasil ditemukan di Indonesia adalah jenis Soloensis (dari Solo) dan Wajakensis (dari Wajak, Mojokerto). Secara umum Homo Sapiens memiliki ciri yang lebih progresif dibanding Pithecantropus.
Secara khusus ia memiliki ciri-ciri berikut:
ü  Volume otak bervariasi antara 1000 – 1450 cc
ü  Otak besar dan otak kecil sudah berkembang (terutama pada bagian kulit otaknya)
ü  Tinggi badan sekitar 130 – 210 cm dengan berat badan rata-rata 30 – 150 kg.
ü  Tulang dahi dan bagian belakang tengkorak sudah membulat dan tinggi
ü  Otot tengkuk mengalami penyusutan
ü  Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan
ü  Berjalan dan berdiri tegak sudah lebih sempurna
·         Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa           Papua-Melanosoid

D.    Lokasi Penemuan Sisa-sisa Prasejarah Nusantara
·         Situs Gua Putri, Baturaja, Sumatera Selatan
·         Lembah Sangiran, sekarang menjadi Taman Purbakala Sangiran 
·         Situs Purbakala Wajak, Tulungagung
·         PLiang Bua, ulau Flores
·         Gua Leang-leang, Sulawesi
·         Situs Gua Perbukitan Sangkulirang,  Kutai Timur
·         Situs Pasemah di Lampung
·         Situs Cipari, Kuningan, Jawa Barat
·         Situs Goa Pawon, Bandung, Jawa Barat
·         Situs Gunungpandang, Cianjurm Jawa Barat
·         Situs Gilimanuk, Jembrang, Bali
·         Situs Gua-gua Biak, Papua (40.000-30.000 SM)
·         Situs Lukisan tepi pantai di Raja Ampat, Papua Barat
·         Situs Tutari, Kabupaten Jayapura, (periode Megalitikum)
·         Gua babi di Gunung Batu Buli, desa Randu, Muara Uya, Tabalong



0 komentar:

Posting Komentar